Judul : Masih (ficlet)
By Mega Nurhidayah Kusumawati (dobibee)
---
Kamar
manis dengan cat warna merah muda itu nampak remang-remang. Alona hanya
menghidupkan lava lamp warna merah yang ada di meja di samping tempat tidurnya.
Sudah pukul 11 malam. Ia baru saja menyelesaikan tugas kuliahnya. Menjadi
mahasiswa semester 4 memang banyak menyita waktu bermain Alona untuk diganti
dengan belajar.
Alona
merebahkan tubuhnya dan menghadap ke sisi kanan. Menatap lava lamp yang
memancarkan cahaya redupnya. Disentuhnya permukaan lampu mungil itu dan
perasannya menghangat. Akhir-akhir ini ia memang sedikit moody. Entah karena tugas kampusnya yang semakin hari semakin
membuatnya stress atau sidang perceraian kedua orang tuanya yang akan dimulai
lusa.
Tanpa
ia sadari, air matanya kembali menetes. Alona anak tunggal, jadi ia tidak tahu
harus berbagi cerita dengan siapa. Sahabatnya di kampus –Ajeng sudah sering ia
jadikan tempat bercerita. Dan Alona tidak mau gadis manis itu muntah karena
cerita-cerita Alona tentang masalah di keluarganya. Dengan ujung jari, Alona
menyeka air matanya. Ia lelah menangis. Namun jika membayangkan apa yang akan
terjadi pada kedua orang tuanya kelak, maka air matanya akan langsung menderas.
Saat
masih mengeringkan air mata dari pipinya, ponsel Alona berbunyi. Ada pesan
masuk. Alona mengernyitkan dahi saat membaca isi pesan tersebut. Pesan dari
Ajeng, member kabar kalau besok Ajeng tidak masuk kuliah. Setelah membalas
pesan dari sahabatnya, Alona membuka-buka folder galeri di ponselnya. Hatinya
terasa ngilu setiap kali membuka folder yang ia beri nama memory itu. Meskipun begitu, bibir Alona akan selalu menyunggingkan
senyuman manis. Di sana terdapat banyak foto-foto kenangan saat ia dan Ethan
masih bersama. Saat Alona sampai pada file foto terakhir, baru ia menyadari
kalau ia sangat merindukan Ethan. Sudah 6 bulan sejak terakhir kali ia bertemu
Ethan, atau tepatnya saat Ethan memutuskan untuk mengakhiri hubungan yang sudah
mereka jalani selama sekitar 3 tahun.
Ethan
adalah pacar pertamanya. Tidak heran jika Alona sangat sulit menghapus semua
kenangan tentang Ethan. Setiap malam Alona selalu melihat kembali foto-foto
Ethan di ponselnya. Sama sekali tidak terbersit di pikiran Alona untuk
menghapusnya. Bahkan Alona masih mempunyai nomor ponsel mantannya itu.
Tiba-tiba saja Alona ingin menelpon Ethan. Berkali-kali ia menekan tombol call di ponselnya, tapi selalu ia
matikan sedetik kemudian.
Lantas kini Alona dikeejutkan
karena ponselnya kembali berbunyi. Ada telepon masuk.
Ethan…
Alona
menahan nafasnya. Ethan menelponnya dan ia tidak tahu apa yang harus
dilakukannya. Setelah mengambil nafas sebanyak 3 kali, Alona menjawab telepon
dari Ethan.
“ Hallo… “
Jantung
Alona serasa berhenti berdetak saat mendengar sapaan dari Ethan. Alona menjawab
setiap sapaan manis dari Ethan dengan lembut. Obrolan mereka berlangsung selama
setengah jam. Hanya obrolan ringan. Menanyakan kabar, dan Alona menjawab bahwa
lusa kedua orangtuanya akan memulai sidang perceraian. Ethan sudah mengetahui
bagaimana keadaan keluarga Alona. Cerita Alona membuat pria itu bersimpati dan
berkata,
“ Kamu yang sabar ya, Al. “
Alona
diam saja. Ethan memanggilnya dengan namanya. Bukan sapaan sayang sepeti dulu
–tentu saja. Bahkan tanpa bertatap wajahpun, Alona bisa membayangkan wajah
Ethan. Senyuman manis yang terbingkai dengan wajah putih tanpa jerawat atau
bekas luka. Ethan pria yang baik. Itulah kesan yang ia dapat selama 3 tahun
berpacaran dengan Ethan.
Dan
Alona hanya bisa menebak-nebak, apakah pria itu masih menyimpan perasaan sama
seperti dirinya atau tidak.
“ Aku kangen sama kamu, Al. “
Jantung
Alona berhenti berdetak selama 1 detik. Dan itu membuatnya amat sangat merasa
sesak. Ethan masih merindukannya.
“ Apa? “
“ Aku kangen sama kamu. “
“ … “
“ Ethan masih sayang sama Alona.
Maafin Ethan. “
Ethan
meminta maaf. Memang waktu itu mereka putus tanpa alasan yang jelas. Tidak ada
orang ketiga diantara mereka.
Bahkan saat itu Ethan masih
mencintai Alona.
“ Ethan… “
“ Iya? “
“ Ethan mau balikan sama Alona? “
“ Apa? “
“ Alona gak akan maksa Ethan.
Makasih, Ethan masih sayang sama Alona. “
“ Alona masih sayang sama Ethan? “
Alona
menjawab pertanyaan Ethan dengan jawaban yang apa adanya. Ia terbuka dan jujur bahwa
ia masih mengharap Ethan kembali padanya. Hingga akhirnya mereka mengambil
sebuah keputusan yang baik bagi mereka. Dan saat jam di kamar Alona menunjukkan
pukul 12 malam, mereka mengakhiri pembicaraan. Alona tidur dengan sebuah
senyuman di bibirnya. Ia mau memaafkan Ethan. Kalau masih saling mencintai,
untuk apa mereka berpisah?